Penerapannyaditandai dengan kebebasan berbicara, berorganisasi, hingga berekspresi di kehidupan masyarakat. Bagaimana Pancasila pada Era Reformasi? Dikutip dari buku 'Super Complete SMP' oleh Tim Guru Inspiratif, penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Namun, ternyata Pancasila belum difungsikan secara maksimal.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampikan pidatonya yang berisi rumusan lima prinsip dasar negara, yang menjadi cikal bakal lahirnya pancasila. Pancasila merupakan rumusan dan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, Pancasila juga bisa diartikan sebagai pilar ideologi bangsa Indoensia. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak tantangan. Salah satunya di era globalisasi ini yang mempunyai dampak positif dan negara kepulauan terbesar dunia, dengan posisi Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua samudera menjadi rentan terhadap pengaruh luar. Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang terbuka terhadap arus globalisasi. Bagi bangsa Indonesia, globalisasi merupakan perkembangan zaman yang harus diterima. Upaya yang harus dilakukan bangsa Indonesia adalah memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh globalisasi. Bangsa Indonesia juga harus selektif dalam menyaring hal-hal negatif dari budaya luar yang masuk dengan cara menyesuaikan dengan nilai-nilai Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, 09/03/2020, bahwa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu mengancam ideologi negara kita sendiri. Di era globalisasi ini tidak sedikit hal-hal negatif yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Namun dibalik dampak negatif globalisasi, tentu globalisasi juga memiliki dampak positif yang bisa membawa ideologi Pancasila mengikuti perkembangan zaman. Dalam menyambut era globalisasi ini bangsa Indonesia harus melakukan terobosan baru dalam segala bidang, sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus dapat mengisi era digital ini dengan maksimal sehingga generasi muda tidak pernah terprovokasi dengan mudah meski banyaknya arus dari luar yang mempengaruhi kehidupan bangsa ini, asalkan kita tetap perpegang pada dasar negara kita yaitu Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalamnya. Jurnal Al-Insyiroh Jurnal Studi Keislaman Vol. 6, No. 1, 2020.Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang benar- benar mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dengan arus globalisasi. Contohnya sila pertama yaitu mengenai ketuhanan. Orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat memahami hal apa saja yang dilarang di agamanya, dan apabila adanya pengaruh buruk dari masuknya budaya luar pasti orang itu akan kembali ke jalan yang sila kedua yaitu kemanusian, dapat diterapkan dengan cara di media sosial tidak saling memprovokasi, tidak menyebarkan ujaran kebencian dan menyebarkan hoax, dan tetap menghormati hak setiap individu dalam bersosial media selagi tidak merugikan orang ketiga mengenai persatuan dapat amalkan dengan cara membentuk komunitas yang bergerak di bidang sosial contohnya komunitas Ayo Dongeng Indonesia, Indonesia Berkebun, Sahabat Indonesia Berbagi, dll. Hal ini tentu dapat mempersatukan bangsa. Di lain sisi ada manfaat untuk diri sendiri seperti, memperoleh pengalaman baru, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, bertemu dengan banyak orang baru, dan menambah Relasi. Sila keempat mengenai kerakyatan dalam permusyawaratan dapat diterapkan di zaman serba digital ini dengan selalu aktif dalam beropini untuk menyuarakan hak asasi manusia, ketimpangan sosial, pandangan politik, serta segala pengetahuan melalui forum media sosial. Sebelum suatu opini atau pandangan diunggah ke media sosial, ada baiknya didiskusikan terlebih dahulu supaya tidak mengandung unsur sara yang dapat merugikan orang lain, dan selalu tetap memperhatikan bahasa yang baik dan kelima mengenai keadilan sosial. Maksud dari nilai keadilan ini adalah bersikap adil terhadap semua orang, contohnya, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, tidak menggunakan hak yang menjadi milik orang lain, menjaga keamanan dan ketertiban umum, nilai pancasila tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu kepada tujuan yang satu. Seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah nilai-nilai dasar pancasila yang memiliki sifat universal dan objektif, yang dimana negara-negara lain juga bisa menggunakan dan menerapkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perdebatan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang tertentu, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Perhatikankarakteristik periode penerapan Pancasila berikut!1) Kebebasan politik dan kebebasan pers dibatasi.2) Pembatasan terhadap jumlah partai politik.3) Terjadi kasus pembredelan terhadap media.4) Terjadi krisis ekonomi di Indonesia.Karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era awal kemerdekaan orde lama orde reforrmasi orde baru Semua jawaban benar Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. orde
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pancasila diambil dari bahasa sansekerta dan terdiri dari dua kata yaitu Panca yang memiliki arti lima dan Sila yang memiliki arti dasar. Pancasila mampu menjadi dasar dan tolak ukur norma serta perbuatan dan juga tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila merupakan lima dasar yang menopang kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila adalah jiwa dari bangsa Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Pancasila, dibutuhkan peranan para pemuda bangsa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila. Tetapi kenyataannya nilai-nilai Pancasila kini mulai terkikis oleh globalisasi yang membawa karakter individualis. Pancasila tidak lagi bisa dimanfaatkan sebagai sebuah sarana yang menahan dampak globalisasi. Para pemuda banyak yang tidak lagi peduli dan tidak mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam merupakan sebuah tantangan besar pada setiap negara di abad ke-20 ini. Basis globalisasi dan modernisasi terbesar berada pada aspek IPTEK atau teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi serta komunikasi yang sudah canggih mampu memutus jarak antar belahan bumi satu dan lainnya. Hal ini tentunya dapat menyebarluaskan berbagai macam informasi dari seluruh bagian dunia. Informasi tentang budaya, bahasa dan tren yang sedang hits pun bisa diperoleh dengan mudah melalui situs dan aplikasi yang tersedia di internet ataupun melalui media komunikasi lain. Arus informasi yang sangat cepat mempermudah akses masyarakat terhadap nilai dan norma-norma asing yang negatif serta bertentangan dengan Pancasila. Adanya globalisasi secara otomatis memiliki dampak pada pola kehidupan masyarakat yang tidak lepas dari generasi muda/ remaja, tidak hanya itu, globalisasi dapat mempengaruhi karakter, moral, etika hubungan antar milenial memiliki hubungan yang dekat dengan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai tahun 2000. Mereka tumbuh besar disaat perkembangan IPTEK berkembang dengan pesat, oleh karena itu generasi milenial merupakan generasi yang tingkat penggunaan internetnya sangat tinggi. Ketergantungan terhadap internet tersebut membuat generasi ini lebih memilih menggunakan internet sebagai sumber informasi dan komunikasi karena internet sangat mudah untuk digunakan dan juga memberikan kecepatan dalam mengakses informasi. Jika penggunaan internet dilakukan secara benar dan semestinya tentu saja kita akan mendapat banyak sekali manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Saat ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan teknologi internet untuk hal yang tidak seharusnya. Generasi muda bangsa Indonesia perlahan mulai meninggalkan karakter bangsanya. Generasi milenial saat ini sangat bergantung pada trend yang tersebar luas secara digital terutama di media sosial. Banyak sekali terjadi kasus kekerasan, pornografi, kemiskinan, minimnya ketahanan keluarga, korupsi dan bahkan narkoba. Ancaman ini sama berbahayanya seperti penggunaan narkoba itu sendiri. Tanpa kita sadari, gadget dan media sosial membuat banyak penggunanya menjadi manusia yang manipulatif, yang hidup tidak sesuai dengan kenyataannya. Hal ini tampak pada keseharian masyarakat bangsa Indonesia sekarang, dimana membully, menghina di media sosial, perilaku kekerasan, tindakan menyimpang lainnya tidak lagi menjadi hal yang memalukan untuk diperlihatkan ke khalayak ramai. Selain itu, internet juga seringkali dijadikan ajang pemecah bangsa dengan menyebarkan berita yang tidak benar seperti hoaks atau menyebarkan ajaran radikal yang berpotensi untuk menghancurkan kesatuan Bangsa serta generasi milenial adalah dua hal yang harus mendapat perhatian lebih untuk saat ini. Ketimpangan sosial ini dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila. Internalisasi dan masuknya nilai liberal yang tidak sesuai dengan kepribadian serta budaya bangsa membuat masyarakat Indonesia bertindak seperti orang buta yang kehilangan tongkatnya. Persoalan yang dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang adalah pembudayaan serta aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan secara efektif dan mendasar. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Perhatikankarakteristik periode penerapan Pancasila berikut! 1) Kebebasan politik dan kebebasan pers dibatasi. 2) Pembatasan terhadap jumlah partai politik. 3) Terjadi kasus pembredelan terhadap media. 4) Terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era . A. awal kemerdekaan. B. orde lama
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebagaimana kita ketahui, Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang merupakan kumpulan nilai dasar yang dipegang oleh negara serta masyarakat Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila lahir karena perjuangan para pahlawan kita sebagai bentuk kesepakatan bersama untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang memiliki banyak revolusi industri adalah era di mana teknologi digunakan sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai contoh, ketika lapar dan hendak membeli makan, cukup membuka aplikasi untuk memesan makanan dan membayarnya dengan e-money atau uang tunai. Contoh lainnya adalah saat ingin membeli barang, hal serupa dapat dilakukan dengan hanya membuka aplikasi, memilih barang yang ingin dibeli dan bertransaksi sesuai ketentuan. Komunikasi pun dapat dilakukan dengan semua orang yang ada di dunia ini, baik yang dikenal, maupun yang tidak. Perjuangan Pancasila sebagai ideologi terasa semakin berat saat memasuki era milenial dan revolusi industri karena zaman sekarang, teknologi hampir menguasai seluruh dunia. Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat, membuat informasi dapat menyebar dengan mudah. Hal ini jika dalam sudut pandang positif adalah hal yang baik karena dengan informasi yang mudah kita dapatkan, kita menjadi lebih cepat mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita. Tetapi, itu berlaku saat kita selektif terhadap suatu informasi dan bijak ketika menerimanya. Informasi yang tersebarluaskan, belum tentu merupakan sebuah fakta lapangan yang terjadi. Terkadang, ada oknum tidak bertanggung jawab yang membuat informasi palsu untuk mengadu domba masyarakat sehingga terjadilah perpecahan. Informasi palsu ini selain dapat menyebabkan perpecahan, dapat membuat seseorang melakukan tindakan asusila, menyakiti orang lain, memicu kepanikan, dan bahkan paling parah dapat membuat suatu Negara terancam jika tidak memiliki ideologi yang tantangan untuk menerapkan Pancasila lebih dirasakan oleh generasi milenial. Mereka lahir ke dunia ketika dunia telah berpusat pada teknologi yang secara tidak sadar membuat mereka tidak mengetahui apa yang terjadi kepada dunia sebelum teknologi berkembang pesat. Mereka menganggap, zaman sekarang memang hal lumrah untuk sering bermain gawai. Kepala mereka sering menunduk untu bermain gawai, mengabaikan sekitar mereka, serta lebih senang untuk mengobrol lewat media komunikasi daripada secara langsung. Apakah itu hal yang patut kita prihatinkan? Iya. Sila-sila yang terkandung pada Pancasila lebih cenderung mengajarkan kita untuk bersosialisasi, mempererat tali silaturahmi, dan menjalin persaudaraan dengan komunikasi yang terjadi secara tatap muka karena selain dapat meningkatkan skill sosialisasi, hal ini dapat membuat kita lebih mengenal karakter orang dari gurat wajah dan lainnya adalah saat pembelajaran tentang pendidikan Pancasila, para pengajar seakan kesusahan untuk menarik perhatian para siswa untuk fokus akibat dari konten gawai yang lebih menarik dibandingkan materi yang disampaikan oleh pengajar, membuat mereka lebih berpikir tentang "kapan pembelajaran ini selesai?". Lalu apa solusinya? Pembelajaran dapat diubah dari teacher oriented ke student oriented sehingga siswa lebih aktif dalam kelas. Metode lain yang dapat dilakukan adalah materi tentang pembelajaran Pancasila dikemas semenarik mungkin dalam bentuk narasi singkat dengan gambar menarik atau berupa permainan kecil sehingga siswa dapat lebih fokus. Dapat juga dilakukan dengan membuat film animasi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila sehingga siswa tidak merasa monoton dan bosan. Untuk tantangan dalam penerapan Pancasila secara umum, tantangan Pancasila sebagai ideologi dalam era ini pun datang dari segi liberalisme, kapitalisme, individualisme, terorisme, dan kebudayaan global. Sebagai bukti, ini adalah pelanggaran yang terjadi pada sila-sila Ketuhanan yang Maha EsaMasih adanya gerakan terorisme yang mengatasnamakan agama tertentu, merusak tempat ibadah dan fanatisme yang sifatnya sangat merugikan. Kasus terorisme yang terjadi baru-baru ini adalah ledakan di Gereja Katedral Kemanusiaan yang adil dan beradabMasih adanya perdagangan manusia, memperkejakan anak di bawah umur, dan keadilan ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat tidaklah sama rata, masih bergantung kepada status sosial ekonomi Persatuan IndonesiaMasih adanya gerakan yang menganggap sukunya lebih baik dari suku lainnya yang memicu peperangan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilanTerlihat dari demokrasi yang masih tidak dewasa, terutama pada bidang politik. Kritik yang diberikan terkadang dianggap sebagai suatu perlawanan terhadap pemerintah. Padahal kita adalah negara Keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaMasih terlihat adanya perbedaan pendapatan yang diperoleh masyarakat kelas bawah serta pengangguran dan kemiskinan masih banyak ditemukan. Tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan cara Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam menghadapi revolusi industri mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan rasa toleransi, dan bersikap terbuka terhadap suatu sumber daya manusia yang unggul dengan nilai-nilai Pancasila sehingga tidak melupakan jati diri bangsa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK sebagai media dalam penanaman dan penguatan Pancasila di era yang serba digital Pancasila sebagai Ideologi Negara 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Sejenakmari kita kembali mengenang nilai-nilai luhur dari sila-sila pancasila secara garis besar yang harus selalu terpatri dan menjadi pedoman hidup setiap rakyat Indonesia terutama generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan mengisi kelangsungan pembangunan dan kedamaian negeri tercinta ini agar ciri khas akhlak dan budi pekertinya selalu berada dalam koridor nilai luhur pancasila
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan Pancasila telah berjalan dari awal kemerdekaan sampai sekarang dan telah mengalami pasang surut dalam penerapannya. Dinamika pendidikan Pancasila pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara pidato dan rapat oleh para tokoh bangsa yang disiarkan pada radio atau surat kabar. Selanjutnya dinamika pendidikan Pancasila mulai berkembang dengan diawali diterbitkannya buku yang berisi pidato Bung Karno yang berjudul Lahirnya Pancasila. Mulai dari situlah banyak bermunculan buku-buku pendidikan terkait patriotisme dan Pancasila seperti Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia Civics dan Penetapan Tudjuh Bahan-Bahan Pokok Indoktrinasi. Selain dari buku yang ditujukan untuk masyarakat, pendidikan Pancasila juga berkembang dan diterapkan pada ada jenjang pendidikan formal. Pendidikan Pancasila disematkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang pertama kali muncul sebagai buku pedoman PKn 1957 yang berisi 1. Sejarah dari perjuangan rakyat Indonesia, 2. Pancasila, 3. Undang Undang Dasar 1945, 4. Demokrasi terpimpin, 5. Konferensi Asia-Afrika, 6. Kewajiban dan hak sebagai warga negara, 7. Manifesto politik, 8. Laksana malaikat, lampiran-lampiran mengenai dekrit presiden, serta buku mengenai pendidikan pancasila lainnyaSetelah itu berkembang lagi dengan nama Civics 1962. Bahasan dari Civics 1962 berfokus pada UUD, Sejarah Kebangkitan Nasional, dan Pidato Politik Kenegaraan Pada era orde baru kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi kurikulum tahun 1975 dari yang sebelumnya tahun 1968. Hal ini berpengaruh juga dengan pergantian nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn yang berganti menjadiPendidikan Moral Pancasila PMP. Hasil dari pergantian nama dari PKn menjadi PMP menghasilkan buku paket PMP untuk semua tingkatan pendidikan di sekolah, dengan begitu dinyatakan juga tidak berlakunya lagi buku pedoman Pendidikan kewarganegaraan, manusia masyarakat baru Indonesia. Sedangkan pendidikan Pancasila untuk dikonsumsi masyarakat berbentuk penataran Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila P4.Perkembangan berikutnya adalah dengan perubahan dari Pendidikan Moral Pancasila PMP menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk mengikuti kurikulum sekolah tahun 1994 yang juga didasari oleh UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 ayat 2 yang telah menjelaskan bahwa “Isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang Pendidikan wajib memuat 1. Pendidikan Pancasila, 2. Pendidikan Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan. ”Pada masa sekarang Pendidikan Pancasila tetap dilaksanakan pada Pendidikan formal dan di luar itu Pendidikan Pancasila masih tetap bisa diakses secara fleksibel dengan kemudahan teknologi yang membantu semua kalangan mesyarakat mengakses buku, video, maupun jurnal secara online. Sedangkan pada jenjang lanjut seperti Perkuliahan umumnya memiliki mata kuliah khusus untuk mendalami berkembangnya jaman Pendidikan Pancasila juga harus terus berkembang baik dari sisi materi maupun penerapan system Pendidikan. Di masa yang akan datang tidak menutup kemungkinan untuk berubahnya rezim maupun konteks politik di Indonesia dan dengan luar negri, oleh sebab itu diharapkan di masa yang akan datang akan ada peningkatan mutu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui guru maupun teknologi. Pendidikan Pancasila juga harus dapat membentuk sikap mental masyarakat Indonesia sesuai sila Pancasila, serta adapun perilaku yang menurut penulis untuk pantas dimasukkan pada Pendidikan Pancasila 1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, 2. Berbudi pekerti luhur serta disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 3. Sadar akan kewajiban bernegara, 4. Aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan PancasilaAkibat perkembangan jaman membuat Pancasila semakin hilang nilai. Karena terjadi inovasi pada teknologi membuat kebudayaaan baru yang tadinya tidak mengenal teknologi mendi kenal dan itu tidak bisa dihindari karena sudah lumrah karena kita hidup harus selalu berkembang dan mengikuti jaman yang kian lama akan semakin moderen. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
DxCXE. 5paaboaum2.pages.dev/2535paaboaum2.pages.dev/4915paaboaum2.pages.dev/2695paaboaum2.pages.dev/2975paaboaum2.pages.dev/3215paaboaum2.pages.dev/4055paaboaum2.pages.dev/2515paaboaum2.pages.dev/227
karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan pancasila di era